“Tapi ternyata saat ini perlu juga gerakan selamatkan pohon. Minggu kemarin saja di komplek saya ada 5 pohon besar 10-15 tahun yg akan ditebang dg alasan untuk perluasan rumah, akarnya merusak jalan dll. Sedih rasanya sudah ditanam akhirnya harus ditebang. kawatir percepatan penebangan pohon lebih tinggi dan penambahan pohon” keluh seorang pegiat lingkungan menyikapi kondisi yang ada di sekitarnya.
Seperti itulah adanya, memelihara pohon yang sudah ditanam lebih sulit daripada menanamnya. Saya sendiri mengalami hal seperti itu. dalam satu gerakan Eco Pesantren, saya dengan santri-santri Pesantren Babussalam menanam 3000 pohon di kecamatan Cimenyan. Sebulan setelah penanaman, diadakan pendataaan tanaman yang masih ada. Ternyata sebagian besar sudah hilang entah kemana.
Gerakan Nabung Pohon adalah gerakan yang sangat bagus, namun tidak akan berhasil jika setelah menanam ditinggalkan begitu saja tanpa ada yang menjaga atau memeliharanya. Oleh karena itulah maka seperti yang diusulkan teman saya, diperlukan gerakan menyelamatkan terhadap pohon yang sudah ditanam.
Untuk menjaga keberlansungan pohon yang sudah ditanam diperlukan orang-orang yang mau menjadi wali pohon. Wali pohon sendiri adalah orang atau organisasi yang mengadopsi pohon untuk ditanam dan DIPELIHARA sebaik-baiknya. Wali pohon inilah nanti yang akan mengurusi kebutuhan pohon-pohon yang diadopsinya, mulai dari pemupukan, pembersihan, pemangkasan atau penambalan. Dari mana biayanya? bisa saja dari kantong pribadi, masyarakat atau dari CSR perusahaan-perusahaan seperti CIMB Indonesia yang memiliki program Nabung Pohon.
Dengan adanya wali pohon maka keberlangsungan program Nabung Pohon akan lebih berhasil. sehingga tak perlu ada yang mengeluh karena pohon yang ditanamnya ada yang mencabut. semoga semua bisa menjadi wali pohon. salam lestari
Komentar
Posting Komentar