Langsung ke konten utama

7 Alasan Menabung Pohon


“Ketika pohon terakhir ditebang,
Ketika sungai terakhir dikosongkan,
Ketika ikan terakhir ditangkap,
Barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang.”
Kutipan itu langsung mengingatkan saya pada film animasi Hollywood, Wall E. Sebuah film fiksi fantasi tentang masa depan kehidupan manusia pada tahun 2110 yang didominasi oleh teknologi nan canggih, tapi tetap artificial. Ada kerinduan para penghuni pesawat angkasa itu pada kehidupan bumi yang asri. Oleh karena itu komandan pesawat AXIOM, membuat sebuah robot bernama Eve untuk mencari tanda-tanda kehidupan di bumi yang sudah sangat tercemar.
Eve kemudian bertemu dengan Wall E, sebuah robot terdahulu yang bertugas membersihkan bumi. Wall E lah yang menemukan pohon terakhir dan merawatnya dalam sebuah sepatu usang.  Dalam petualangan yang panjang, berliku dan mendebarkan sampailah “tanda kehidupan terakhir” itu kepada komandan kapal yang kemudian memerintahkan untuk kembali membangun bumi.
Film itu memanglah sebuah fiksi. Namun jika manusia tak segera sadar dan terlalu rakus untuk menebang pohon demi pohon hanya untuk memenuhi isi dompetnya, maka bersiaplah untuk menghadapi kehancuran peradaban manusia. Oleh karena itu sebelum terlambat harus segera kembali menanam pohon demi pohon. Karena kita sangat tahu bahwa pertumbuhan pohon tidaklah secepat penebangannya.
Paling tidak ada 7 alasan untuk sesegera mungkin menabung pohon.
1. Pohon sebagai penyumbang oksigen
Siapa tak butuh oksigen? Semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk bernafas. Oksigen inilah yang menjadi faktor paling penting dalam kehidupan manusia dan pepohonan bisa menjadi pabrik oksigennya dengan gratis. Asal mau menanam. Bayangkan kalau kita harus membeli oksigen, berapa banyak uang harus kita keluarkan? Oleh karena itu menanam pohon mutlak diperlukan.  Berapa banyak oksigen bisa dihasilkan dari sebuah pohon? Arbor Day Foundation menyebutkan bahwa sebuah  Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik napas dalam setahun dalam satu musim. Selain itu Sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbon dioksida pada tingkat 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfer untuk mendukung 2 manusia.” Ya, satu pohon dewasa bisa mencukupi oksigen 2 orang manusia.
2. Pohon sebagai faktor penting proses penyimpanan air tanah
Emil Salim (1993) mengatakan bahwa “hutan mempunyai kemampuan mengatur tata air, mencegah erosi dan banjir serta memelihara kesuburan tanah.”  Keberadaan pohon jelas membantu proses penyimpanan air di dalam tanah. Seandainya tidak ada naungan dedaunan pohon, air hujan akan langsung menghunjam tanah dan mengalir tanpa bisa diserap oleh tanah dan juga ikut mengalirkan tanah subur di atasnya. Hal itu tidak terjadi jika ada pohon. Air hujan akan menerpa dedaunan terlebih dahulu dan kemudian secara perlahan akan mengalir ke tanah. Dengan demikian tanah tidak mengalami gempuran air hujan yang bertubi-tubi. Hal ini menyelmatkan tanah permukaan yang subur.
Selanjutnya dedaunan pohonan yang terjatuh di bawah pohon menjadi tempat hidup bagi organisme penunjang kesuburan tanah  seperti cacing dan hewan kecil lainnya. Perilaku hewan-hewan inilah yang menyebabkan tanah menjadi gembur dan berpori-pori. Pada pori-pori ini lah kemudian air mengalir ke tempat-tempat penampungan air di dalam tanah. Selanjutnya air akan dikeluarkan secara teratur lewat sumber-sumber mata air, sumur di rumah warga atau disimpan di sungai-sungai bawah tanah. Oleh karena itulah maka keberadaan pohon sangat membantu proses penyimpanan air yang sangat dibutuhkan manusia.
3. Pohon sebagai pengurang polusi
Dalam berbagai penelitian telah disebutkan bahwa tanaman bermanfaat memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis yang mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2). Tanaman juga dapat menurunkan suhu udara di sekitar rumah. Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap satu hektar lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia, pabrik, dan kendaraan bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia. Dalam kondisi lingkungan yang  polutif, maka tak ada alasan untuk tidak menanam pohon. Semakin banyak pohon yang ditanam, semakin nyaman lingkungan kita dan semakin bersih dari polusi-polusi.
4. Pohon sebagai pencegah bencana
Jakarta banjir, Cililin longsor…  berita seperti itu sering menghiasi media massa. Apa yang menyebabkannya, disamping ada faktor lain, yang sering disebutkan adalah karena minimnya pepohonan. Seperti sudah ditulis bahwa pohon mampu menghambat laju air dan menyerapnya ke dalam tanah. Perakaran pohon juga mampu menjadi pengikat tanah. Sehingga beberapa jenis longsoran dapat diantisipasi karena keberadaan pepohonan ini. Karena kemampuan pohon dalam mengurangi banjir dan longsor maka di daerah longsor dan banjir selalu dianjurkan untuk melakukan reboisasi.
5. Pohon sebagai sumber amal shaleh
Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Nabi memasuki kebun Ummu Ma’bad, kemudian beliau bersabda: “Wahai Ummu Ma’bad, siapakah yang menanam kurma ini, seorang muslim atau seorang kafir?.” Ummu Ma’bad berkata: “seorang muslim ya Rasulallah”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu dimakan oleh manusia, hewan atau burung kecuali hal itu merupakan shadaqah untuknya sampai hari kiamat”. dalam riwayat lain disebutkan, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman tersebut merupakan shadaqahnya (orang yang menanam). Dan apa yang dicuri dari tananman tersebut merupakan shadaqahnya. Dan apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan shadaqahnya. Dan apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman tersebut merupakan shadaqahnya. Dan tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan shadaqahnya”.
Ada juga nasehat guru saya “Orang yang menanam pohon memungkinkan untuk beramal tanpa dia sendiri mengetahui”. Bagaimana? pohon yang kita tanam akan mengeluarkan oksigen dan menyerap polusi. setiap hari, setiap saat. itulah amal sholehnya. tidak diketahui oleh penanamnya.
6. Pohon sebagai penyedia makanan bagi makhluk hidup
Media massa  melaporkan serangan monyet kepada Warga Kelurahan Todang Pulu, Sidrap, Sulawesi. Monyet-monyet liar tersebut diduga turun gunung karena habitat mereka terganggu. Tak hanya di Sidrap, di beberapa tempat juga sering dilaporkan hewan liar yang datang ke kebun warga. Ketika hutan mereka dirambah dan sumber makanan mereka berkurang tak ada pilihan lain selain mendatangi daerah yang banyak sumber makanan yang notabene dihuni manusia. Dengan menanam pohon, terutama pohon yang memang menjadi kesukaan para binatang maka kejadian seperti di Sidrap bisa diminimalisir.
7. Pohon sebagai penyumbang unsur estetika
Bayangkan jika kita hidup dalam kungkungan beton, tak ada satupun pepohonan. Tidak nyaman dan gersang bukan. Selain memberi kenyamanan saat terik matahari sebagai tempat berteduh, pohon juga memberikan unsur-unsur estetikanya. Jokowi pernah mengatakan ‘pilih tanaman estetik jangan pohon telo” tentu saja telo juga memiliki nilai estetika sendiri.  Namun Jokowi sadar bahwa keberadaan pohonan di tengah kepungan beton memberikan nilai estetika tersendiri.
Akhirnya, seperti yang disebutkan Gaylord Nelson, yang menjadi pemrakarsa hari bumi “Ujian terakhir bagi kesadaran manusia kemungkinan berupa kemauanya berkorban hari ini untuk generasi mendatang, yang ucapan terima kasih dari mereka tidak akan terdengar”
Sumber-sumber
Sumber lainnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jombang dan Tempuyung, (hampir) Serupa tapi Tak Sama

Tulisan saya berjudul Jombang Ternyata bisa dimakan , yang dishare di Grup herba facebook mendapat tanggapan berharga. Dari tanggapan seorang facebooker -dengan nama yang unik, Senopati Visionaris Revolusi Energi  saya mengetahui bahwa jombang dan tempuyung adalah tumbuhan yang berbeda namun mirip. Dari sisi nama jombang memiliki nama latin Taraxacum officinale, sedang tempuyung punya nama latin Sonchus arvensi. Saya juga sempat dibuat bingung oleh penyebutan dua nama berbeda itu untuk satu tumbuhan. Dan.... setelah dijelaskan mas Seno saya mengerti bahwa jombang dan tempuyung itu (hampir) serupa tapi tak sama. Menurut apa yang bisa saya tangkap dari masukan di grup, perbedaan mencolok jombang dan tempuyung (selain namanya beda) adalah dari bentuk fisik. 1. Daun. a. Jombang dan tempuyung mempunyai daun yang hampir mirip. Pinggiran daunnya bergerigi. Yang beda adalah, kalau jombang permukaan daunnya halus dan mengkilat sementara tempuyung, cenderung agak kasar dan

Gunting Taman. Ragam dan Fungsinya

Agar tanaman kita selalu tampak indah, tentu kita harus rajin "meriasnya". Untuk itu, kita perlu memiliki alat berupa gunting. Kendati bahan dasar gunting sama-sama terbuat dari baja (stainless steel) dan sama-sama untuk memotong, tapi fungsi tiap gunting berbeda. Perbedaan fungsi gunting bisa dilihat dari bentuk, mata gunting, besar, dan panjangnya. Berikut beberapa gunting, serta penggunaannya:

Vertikal Garden dengan Botol Bekas

  Setelah menyaksikan sebuah video di Youtube tentang pembuatan vertikal garden dengan menggunakan botol kemasan bekas, maka saya juga mencoba membuatnya.Bahan yang saya pakai adalah botol kemasan 1 liter, cutter, gunting, tali dan media tanam.  Sebelum bahan lengkap, saya sudah menyemai bibit sosin sepekan sebelumnya. Bibit sayuran biasanya memang cuma sepekan (ada juga yang 10 hari)akan bertunas dan siap untuk ditanam. Hal itu dilakukan untuk efisiensi waktu. Jadi sambil mengumpulkan botol bekas, bibit bisa disemai.