Langsung ke konten utama

Percobaan Membuat MOL dan Kompos

Setelah mendapat pelatihan di Lintau Sumatera Utara tentang pertanian organik, kini saatnya praktek lapangan. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.

sementara MOL adalah adalah cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami disekeliling kita (lokal), dimana bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai sebagi media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.

Nah, MOL yang saya buat hari ini adalah MOL berbahan rebung bambu, MOL tunas pisang, MOL nasi dan MOL berbahan sisa makanan rumah tangga. membuatnya terbilang mudah, cukup campurkan bahan-bahannya dan tunggu 4-5 hari dan MOL siap digunakan. (teorinya begitu)

Bahan untuk MOL itu sendiri selain bahan yang tadi disebut adalah, 
1. air rebusan beras
2. Gula merah atau putih
(gula dapat diganti dengan tebu atau air kelapa)

bahan ini tinggal dicampurkan dengan bahan dasarnya (kecuali MOL nasi karena harus ada proses pendahuluan). nanti akan dibahas sendiri.

setelah bahan dicampurkan, simpan saja di toples yang tidak tertutup rapat agar memungkinkan bakteri bernafas. jika ditutup rapat maka gas yang dihasilkan bakteri akan mampu membuat toles gembung atau meledak.

tunggulah 4-5 hari, jika tidak berbau, maka MOL berhasil dibuat, jika berbau menyengat, maka MOL dapat dikatakan gagal. 

Nah percobaan pertama saya mudah-mudahan berhasil... 

Komentar

  1. Wadhuh.. liat ada bahan gula merah/putih, kirain buat dimakan hihihi.. ternyata kurang teliti baca atasnya: nutrisi bagi tanaman..
    kebayang kalo keminum wkwkkw
    Nuhun Abah.. :-)

    BalasHapus
  2. Bagus jay, wah nanti kalo berhasil boleh ikut ya...:)

    BalasHapus
  3. boleh fid... dicampur pilus kayaknya enak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jombang dan Tempuyung, (hampir) Serupa tapi Tak Sama

Tulisan saya berjudul Jombang Ternyata bisa dimakan , yang dishare di Grup herba facebook mendapat tanggapan berharga. Dari tanggapan seorang facebooker -dengan nama yang unik, Senopati Visionaris Revolusi Energi  saya mengetahui bahwa jombang dan tempuyung adalah tumbuhan yang berbeda namun mirip. Dari sisi nama jombang memiliki nama latin Taraxacum officinale, sedang tempuyung punya nama latin Sonchus arvensi. Saya juga sempat dibuat bingung oleh penyebutan dua nama berbeda itu untuk satu tumbuhan. Dan.... setelah dijelaskan mas Seno saya mengerti bahwa jombang dan tempuyung itu (hampir) serupa tapi tak sama. Menurut apa yang bisa saya tangkap dari masukan di grup, perbedaan mencolok jombang dan tempuyung (selain namanya beda) adalah dari bentuk fisik. 1. Daun. a. Jombang dan tempuyung mempunyai daun yang hampir mirip. Pinggiran daunnya bergerigi. Yang beda adalah, kalau jombang permukaan daunnya halus dan mengkilat sementara tempuyung, cenderung agak kasar dan

Gunting Taman. Ragam dan Fungsinya

Agar tanaman kita selalu tampak indah, tentu kita harus rajin "meriasnya". Untuk itu, kita perlu memiliki alat berupa gunting. Kendati bahan dasar gunting sama-sama terbuat dari baja (stainless steel) dan sama-sama untuk memotong, tapi fungsi tiap gunting berbeda. Perbedaan fungsi gunting bisa dilihat dari bentuk, mata gunting, besar, dan panjangnya. Berikut beberapa gunting, serta penggunaannya:

Vertikal Garden dengan Botol Bekas

  Setelah menyaksikan sebuah video di Youtube tentang pembuatan vertikal garden dengan menggunakan botol kemasan bekas, maka saya juga mencoba membuatnya.Bahan yang saya pakai adalah botol kemasan 1 liter, cutter, gunting, tali dan media tanam.  Sebelum bahan lengkap, saya sudah menyemai bibit sosin sepekan sebelumnya. Bibit sayuran biasanya memang cuma sepekan (ada juga yang 10 hari)akan bertunas dan siap untuk ditanam. Hal itu dilakukan untuk efisiensi waktu. Jadi sambil mengumpulkan botol bekas, bibit bisa disemai.