Langsung ke konten utama

Tanami lahan tidur dengan jengkol

wikipedia.comNegeri ini memang panggung sandiwara kehidupan yang riuh. Belumlah reda masalah Centuri, muncul dugaan korupsi Hambalang yang diduga melibatkan petinggi Partai Demokrat. Bola panas liar terus menggelinding menghantam PKS. Belum beres juga sudah muncul lagi pemboman di Poso. itu baru sebagian isu panas yang saya ingat.
Di panggung ini, tiba-tiba saja ada berita harga jengkol (Archidendron pauciflorum) melambung tinggi, melampaui harga daging (Kompas 04/06/2013). Kalau dulu harga jengkol melambung tinggi mungkin Bang Iwan Fals akan mengganti syair lagunya menjadi
Tangisan pertamamu ditandai bbm membumbung tinggi (melambung)
Maafkan kedua orangtuamu kalau tak mampu beli JENGKOL… aih ironis banget. memangnya anak akan diberi jengkol?

Menurut Wamen Bayu Krisnamurthi sebagaimana dikutip dari TEMPO, lonjakan harga jengkol itu akibat turunnya pasokan Pohon jengkol, katanya, bisa tumbuh setinggi 10-25 meter. Tanaman itu bisa berbuah sepanjang tahun, tapi panen rayanya terjadi sekitar November hingga Januari setiap tahun.

Di luar bulan-bulan tersebut pasokan tetap ada, tapi tak banyak. “Jadi, kalau harga jengkol agak naik bulan ini karena memang di luar musim (panen) rayanya,” kata Bayu.
Tak hanya Wamen yang berkomentar,  Mentri BUMN Dahlan Iskan pun  menanggapi “Harus ada solusinya. Bila perlu BUMN membentuk perusahaan khusus untuk mengembangkan tanaman jengkol. Bisa saja dibentuk PTPN XIV yang mengurusi jengkol dan petai”.

Usulan Dahlan itu mengingatkan saya ketika pembangunan jalan layang Pasteur belasan pohon mahoni dan palem di jalan itu dibabat habis dan dimusnahkan (2002). Di bekas lahan tumbuhan itulah Tisna Sanjaya seniman Bandung dan kawan-kawan menanam dan membagikan benih jengkol.

Gerakan Tisna itu tentu saja bisa jadi inspirasi, ketika harga jengkol melambung tinggi, dan banyak lahan tidur yang tidak produktif, mengapa tidak dimanfaatkan dengan menanam jengkol?

Ada berapa banyak lahan tidur di Jawa Barat? Menurut Rieke Dyah Pitaloka, ada 400 ribu ha! nah coba kalau itu semua ditanami jengkol, apa tidak surplus jengkol kita. hebat toh.
link lain :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jombang dan Tempuyung, (hampir) Serupa tapi Tak Sama

Tulisan saya berjudul Jombang Ternyata bisa dimakan , yang dishare di Grup herba facebook mendapat tanggapan berharga. Dari tanggapan seorang facebooker -dengan nama yang unik, Senopati Visionaris Revolusi Energi  saya mengetahui bahwa jombang dan tempuyung adalah tumbuhan yang berbeda namun mirip. Dari sisi nama jombang memiliki nama latin Taraxacum officinale, sedang tempuyung punya nama latin Sonchus arvensi. Saya juga sempat dibuat bingung oleh penyebutan dua nama berbeda itu untuk satu tumbuhan. Dan.... setelah dijelaskan mas Seno saya mengerti bahwa jombang dan tempuyung itu (hampir) serupa tapi tak sama. Menurut apa yang bisa saya tangkap dari masukan di grup, perbedaan mencolok jombang dan tempuyung (selain namanya beda) adalah dari bentuk fisik. 1. Daun. a. Jombang dan tempuyung mempunyai daun yang hampir mirip. Pinggiran daunnya bergerigi. Yang beda adalah, kalau jombang permukaan daunnya halus dan mengkilat sementara tempuyung, cenderung agak kasar dan

Gunting Taman. Ragam dan Fungsinya

Agar tanaman kita selalu tampak indah, tentu kita harus rajin "meriasnya". Untuk itu, kita perlu memiliki alat berupa gunting. Kendati bahan dasar gunting sama-sama terbuat dari baja (stainless steel) dan sama-sama untuk memotong, tapi fungsi tiap gunting berbeda. Perbedaan fungsi gunting bisa dilihat dari bentuk, mata gunting, besar, dan panjangnya. Berikut beberapa gunting, serta penggunaannya:

Vertikal Garden dengan Botol Bekas

  Setelah menyaksikan sebuah video di Youtube tentang pembuatan vertikal garden dengan menggunakan botol kemasan bekas, maka saya juga mencoba membuatnya.Bahan yang saya pakai adalah botol kemasan 1 liter, cutter, gunting, tali dan media tanam.  Sebelum bahan lengkap, saya sudah menyemai bibit sosin sepekan sebelumnya. Bibit sayuran biasanya memang cuma sepekan (ada juga yang 10 hari)akan bertunas dan siap untuk ditanam. Hal itu dilakukan untuk efisiensi waktu. Jadi sambil mengumpulkan botol bekas, bibit bisa disemai.